Jumat, 28 April 2017

Persiapan Lahan Dan Penanaman Teh



“PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TEH”

“MANAJEMEN TANAMAN PERKEBUNAN KHUSUS”


 


Disusun Oleh :
1.         Candra Aji Laksana
2.         Ahmad Sodri
3.         Ahmad Kholil Zuhri





PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PERTANIAN
JENJANG PROGRAM DIPLOMA III
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017


KATA PENGANTAR


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga tugas Makalah “Persiapan Lahan dan Penanaman Teh“ ini dapat kami selesaikan dengan baik. Tujuan dari penyusunan makalah ini ialah untuk melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Tanaman Perkebunan Khusus yang diampu oleh bapak Hanibal.

Dalam menyelesaikan makalah ini, kami telah menyusun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, sudah selayaknya kami mengucapkan terima kasih.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kesalahan atau kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik agar kami dapat memperbaiki makalah ini.















Jambi,   Maret 2017

        Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN


1.1.  Latar Belakang
Teh (Camellia sinensis L) adalah tanaman dari familia Theaceae. Tanaman ini diperkirakan berasal dari daerah pegunungan Himalaya dan daerah-daerah pegunungan yang berbatasan dengan Republik Rakyat Cina, India, dan Burma. Tanaman ini dapat tumbuh subur di daerah tropik dan subtropik dengan menuntut cukup sinar matahari dan hujan sepanjang tahun. Tanaman teh dapat tumbuh sampai tingginya sekitar 6-9 m. Di perkebunan-perkebunan tanaman teh tingginya dipertahankan hanya sampai sekitar 1 m dengan pemangkasan secara berkala. Ini dilakukan untuk memudahkan pemetikan daun teh.

1.2.  Rumusan Masalah
1.Apa kegiatan yang dilakukan dalam persiapan lahan?
2.Apa kegiatan yang dilakukan sebelum penanaman teh?
3.Bagaimana teknik yang dilakukan dalam penanaman teh?

1.3.  Tujuan Penulisan
1.Mengetahui kegiatan yang dilakukan dalam persiapan lahan
2.Memahami kegiatan yang dilakukan sebelum penanaman teh
3.Mempelajari teknik yang dilakukan dalam penanaman teh








BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Persiapan lahan
Lahan baru merupakan konversi dari hutan, semak atau lahan pertanian lain, maka perlu dilakukan survey dan pemetaan tanah yang datanya akan menunjang pembuatan peta kebun dan perlengkapannya, pembuatan fasilitas air dan juga jalan. Persiapan lahan dimulai dengan pembongkaran tunggul-tunggul dan pohon sampai ke akar agar  tidak  menjadi sumber penyakit akar. Lahan yang digunakan untuk penanaman baru dapat berupa hutan belantara, semak belukar atau lahan pertanian lain, yang telah diubah dan dipersiapkan bagi tanaman teh. Secara umum  urutan  kerja persiapan lahan bagi penanaman baru adalah sebagai berikut.
1.      Survey dan pemetaan tanah
Survey dan pemetaan tanah perlu dilakukan karena berguna dalam menentukan sarana dan prasarana yang akan dibangun seperti jalan-jalan kebun untuk  transportasi dan pengawasan, pembuatan fasilitas air, serta pembuatan peta kebun dan peta kemampuan lahan.

2.      Pembongkaran pohon dan tunggul
Pelaksanaan Pembongkaran pohon dan tunggul dapat dilakukan dengan tiga cara berikut.
a.       Pohon dan tunggul dibongkar langsung secara tuntas sampai keakar-akarnya, agar tidak menjadi sumber penyakit akar bagi tanaman teh.
b.      Pohon dapat dimatikan terlebih dahulu sebelum dibongkar dengan cara pengulitan pohon (ring barking), mulai dari batas permukaan tanah sampai setinggi 1m. setelah 6-12 bulan, pohon akan kering dan mati.
c.       Pohon dimatikan dengan penggunaan racun kimia atau aborosida seperti Natrium arsenat atau Garlon 480 P. Pada cara ini kulit batang dikupas berkeliling selebar 10-20cm, pada ketinggian 50-60 cm dari atas tanah, kemudian diberikan racun dengan dosis 1,5 g/cm lingkaran batang. Pohon akan mati setelah 6-12 bulan, yaitu setelah cadangan pati dalam akar habis. Batang ditebang pada batang leher akar dan tunggul ditimbun sedalam 10 cm dengan tanah.

3.      Pembersihan semak belukar dan gulma
Setelah dilaksanakan pembongkaran dan pembuangan pohon, semak belukar yang dapat berupa rerumputan dibabat, kemudian digulung kemudian dibuang ke jurang yang  tidak ditanami teh, atau ditumpuk di pinggir lahan yang akan ditanami. Rumput tersebut tidak boleh dibakar karena pembakaran akan merusak keadaan teh, membunuh mikroorganisme tanah yang berguna, dan akan membakar humus tanah, sehingga akan menyebabkan tanah menjadi tandus. Pembersihan gulma dapat juga menggunakan bahan kimia yaitu herbisida dengan dosis tertentu.

4.      Pengolahan tanah
Maksud pengolahan tanah adalah mengusahakan tanah menjadi subur, gembur dan bersih dari sisa-sisa akar dan tunggul, serta mematikan gulma yang masih tumbuh. Areal yang akan ditanami dicangkul sebanyak dua kali. Pencangkulan pertama dilakukan sedalam 60 cm untuk menggemburkan tanah, membersihkan sisa-sisa akar dan gulma. Sedangkan pencangkulan kedua dilakukan setelah 2-3 minggu pencangkulan pertama, dilakukan sedalam 40 cm untuk maratakan lahan. Setelah itu Lakukan pengukuran dan pematokan sehingga terbentuk suatu petakan.

5.      Pembuatan jalan dan saluran drainase
Setelah pengolahan selesai selanjutnya dilakukan pengukuran dan pematokkan. Ajir/patok dipasang setiap jarak 20 m, baik kearah panjang maupun kearah lebar. Dengan demikian akan terbentuk petakan-petakan yang berukuran 20m x 20m atau seluas 400 m2.
2.2.Penanaman
Dalam penanaman, hal-hal yang harus diperhatikan adalah penentuan jarak tanam yang tepat, pengajiran, pembuatan lubang tanam, teknik penanaman dan penanaman tanaman pelindung yang diperlukan.

1.    Penentuan Jarak Tanam
Menurut Puslitbun Gambung (1992), jarak tanam yang dianjurkan dapat dilihat pada Tabel Jarak Tanam Teh berikut.

Kemiringan tanah
Jarak tanan
cm x cm x cm
Jumlah
tanaman per ha
Penanaman
Datar – 15%
15–30%
>  30%
Batas tertentu
120 x 90
120 x 75
120 x 60
120x60x60
9.260
11.110
13.888
18.500
Baris tunggal lurus
Baris tunggal lurus
Kontur
Baris berganda

2.    Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dilakukan 1-2 minggu sebelum dilakukan penanaman. Lubang tanam yang dibuat tepat di tengah-tengah diantara dua ajir. Ukuran lubang tanamnya adalah:
1.      Untuk bibit asal stump biji: 30 cm x 30 cm x 40 cm.
2.      Untuk bibit stek dalam kantong plastik: 20 cm x 20 cm x 40 cm.

Pembuatan lubang tanam ini dilakukan setelah turun hujan yang pertama (awal musim hujan). Dengan dibiarkan terbuka selama beberapa minggu, diharapkan dapat memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah, karena selama itu lubang terkena sinar matahari secara langsung (Setyamidjaja, 2000).



3.    Proses Penanaman Teh
Ada dua kegiatan dalam proses penanaman, yaitu:
1.       Pemberian pupuk dasa
Pupuk dasar yang dianjurkan terdiri atas Urea 12,5 g + TSP 5 g + KCl 5 g per lubang. Apabila pH tanah diatas 6, maka lubang tanam diberikan belerang murni (belerang cirrus) sebanyak 10-15 g per lubang.

2.       Cara penanaman
a.        Menanam bibit stump
Bibit stump biasanya ditanam pada umur 2 tahun. Bibit ditanam dengan cara dimasukkan ke dalam lubang tanam, persis di tengah-tengah lubang, dengan leher akar tepat dipermukaan tanah. Selanjutnya lubang tanam ditimbun dan dipadatkan dengan diinjak. Bibit tidak boleh miring dan tanah di sekitar lubang tanam diratakan.
b.        Menanam bibit asal stek
Mula-mula kantong plastik disobek pada bagian bawah dan sampingnya untuk memudahkan melepaskan bibit dari plastik. Ujung kantong plastik bagian bawah yang telah sobek ditarik keatas sehingga bagian bawah kantong plastik terbuka . selanjutnya bibit dipegang dengan tangan kiri, disanggga dengan belahan bambu, kemudian dimasukkan ke dalam lubang, sementara tangan kanan menimbun lubang dengan tanah yang berada di sekitar lubang dengan menggunakan kored.








Adapun untuk penanaman pohon pelindung atau pohon naungan pertanaman teh terdiri atas pohon pelindung sementara dan pohon pelindung tetap. Untuk dataran rendah dan sedang, pohon pelindung sangat diperlukan oleh tanaman teh agar pertumbuhannya baik.

Agar pohon pelindung tetap berfungsi baik pada tanaman teh, pohon pelindung harus sudah dapat melindungi tanaman teh pada saat tanaman teh berumur 2-3 tahun. Untuk itu, pohon pelindung sebaiknya ditanam satu tahun sebelum dilakukan penanaman teh.

1.      Pohon pelindung sementara
Pohon pelindung sementara adalah pupuk hijau seperti  Theprosia sp. Atau Crotalaria  sp. Penanaman pohon pelindung sementara dilakukan setelah penanaman teh selesai. Kebutuhan benih pupuk hijau tersebut adalah 10 kg-12 kg/ha.

2.      Pohon pelindung tetap
Penanaman pohon pelindung tetap diutamakan untuk daerah dengan ketinggian kurang dari 1.000 m dpl. Penggunaan pohon pelindung tetap bukan jenis Leguminoceae, ini tidak dianjurkan. Jenis pelindung yang akan ditanam harus dipilih yang memenuhi persyaratan sebagai pelindung, yaitu memilki mahkota yang baik, perakarannya dalam dan kuat, dan resistensinya terhadap serangan hama atau penyakit baik.








BAB III
PENUTUP



3.1.Kesimpulan

Secara umum  urutan  kerja persiapan lahan bagi penanaman baru adalah Survey dan pemetaan tanah, Pembongkaran pohon dan tunggul, Pembersihan semak belukar dan gulma, Pengolahan tanah, dan Pembuatan jalan serta saluran drainase.
Dalam penanaman, hal-hal yang harus diperhatikan adalah penentuan jarak tanam yang tepat, pengajiran, pembuatan lubang tanam, teknik penanaman dan penanaman tanaman pelindung yang diperlukan.


3.2.Saran

Perlunnya pemahaman mengenai teknik yang digunakan dalam pelaksanaan penanaman teh agar mampu meningkatkan kualitas dari tanaman teh tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar