“PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TEH”
“MANAJEMEN TANAMAN PERKEBUNAN KHUSUS”
Disusun Oleh :
1. Candra
Aji Laksana
2. Ahmad
Sodri
3. Ahmad
Kholil Zuhri
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PERTANIAN
JENJANG PROGRAM DIPLOMA III
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada kami sehingga tugas Makalah “Persiapan Lahan dan Penanaman Teh“ ini
dapat kami selesaikan dengan baik. Tujuan dari penyusunan makalah ini ialah
untuk melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Tanaman Perkebunan Khusus yang
diampu oleh bapak Hanibal.
Dalam
menyelesaikan makalah ini, kami telah menyusun dengan maksimal dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, sudah selayaknya kami mengucapkan
terima kasih.
Terlepas
dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kesalahan atau
kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Jambi, Maret 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Teh (Camellia sinensis L) adalah tanaman dari familia
Theaceae. Tanaman ini diperkirakan berasal dari daerah pegunungan Himalaya dan
daerah-daerah pegunungan yang berbatasan dengan Republik Rakyat Cina, India,
dan Burma. Tanaman ini dapat tumbuh subur di daerah tropik dan subtropik dengan
menuntut cukup sinar matahari dan hujan sepanjang tahun. Tanaman teh dapat
tumbuh sampai tingginya sekitar 6-9 m. Di perkebunan-perkebunan tanaman teh
tingginya dipertahankan hanya sampai sekitar 1 m dengan pemangkasan secara
berkala. Ini dilakukan untuk memudahkan pemetikan daun teh.
1.2.
Rumusan Masalah
1.Apa kegiatan yang dilakukan dalam persiapan lahan?
2.Apa kegiatan yang dilakukan sebelum penanaman teh?
3.Bagaimana teknik yang dilakukan dalam penanaman teh?
1.3.
Tujuan
Penulisan
1.Mengetahui kegiatan yang dilakukan dalam persiapan lahan
2.Memahami kegiatan yang dilakukan sebelum penanaman teh
3.Mempelajari teknik yang dilakukan dalam penanaman teh
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Persiapan lahan
Lahan baru merupakan konversi dari hutan, semak atau lahan
pertanian lain, maka perlu dilakukan survey dan pemetaan tanah yang datanya
akan menunjang pembuatan peta kebun dan perlengkapannya, pembuatan fasilitas
air dan juga jalan. Persiapan lahan dimulai dengan
pembongkaran tunggul-tunggul dan pohon sampai ke akar agar tidak
menjadi sumber penyakit akar. Lahan yang digunakan untuk penanaman baru
dapat berupa hutan belantara, semak belukar atau lahan pertanian lain, yang
telah diubah dan dipersiapkan bagi tanaman teh. Secara umum urutan
kerja persiapan lahan bagi penanaman baru adalah sebagai berikut.
1.
Survey dan pemetaan tanah
Survey dan pemetaan tanah perlu dilakukan
karena berguna dalam menentukan sarana dan prasarana yang akan dibangun seperti
jalan-jalan kebun untuk transportasi dan pengawasan, pembuatan fasilitas air, serta
pembuatan peta kebun dan peta kemampuan lahan.
2.
Pembongkaran pohon dan tunggul
Pelaksanaan Pembongkaran pohon dan
tunggul dapat dilakukan dengan tiga cara berikut.
a.
Pohon dan
tunggul dibongkar langsung secara tuntas sampai keakar-akarnya, agar tidak
menjadi sumber penyakit akar bagi tanaman teh.
b.
Pohon
dapat dimatikan terlebih dahulu sebelum dibongkar dengan cara pengulitan pohon
(ring barking), mulai dari batas permukaan tanah sampai setinggi 1m.
setelah 6-12 bulan, pohon akan kering dan mati.
c.
Pohon
dimatikan dengan penggunaan racun kimia atau aborosida seperti Natrium
arsenat atau Garlon 480 P. Pada cara ini kulit batang dikupas
berkeliling selebar 10-20cm, pada ketinggian 50-60 cm dari atas tanah, kemudian
diberikan racun dengan dosis 1,5 g/cm lingkaran batang. Pohon akan mati setelah
6-12 bulan, yaitu setelah cadangan pati dalam akar habis. Batang ditebang pada
batang leher akar dan tunggul ditimbun sedalam 10 cm dengan tanah.
3.
Pembersihan semak belukar dan gulma
Setelah dilaksanakan pembongkaran
dan pembuangan pohon, semak belukar yang dapat berupa rerumputan dibabat, kemudian digulung kemudian
dibuang ke jurang yang tidak ditanami teh, atau ditumpuk di pinggir lahan
yang akan ditanami. Rumput tersebut tidak boleh dibakar karena pembakaran akan merusak
keadaan teh, membunuh mikroorganisme tanah yang berguna, dan akan membakar
humus tanah, sehingga akan menyebabkan tanah menjadi tandus. Pembersihan gulma
dapat juga menggunakan bahan kimia yaitu herbisida dengan dosis tertentu.
4.
Pengolahan tanah
Maksud pengolahan tanah adalah
mengusahakan tanah menjadi subur, gembur dan bersih dari sisa-sisa akar dan
tunggul, serta mematikan gulma yang masih tumbuh. Areal yang akan ditanami
dicangkul sebanyak dua kali. Pencangkulan pertama dilakukan sedalam 60 cm untuk
menggemburkan tanah, membersihkan sisa-sisa akar dan gulma. Sedangkan
pencangkulan kedua dilakukan setelah 2-3 minggu pencangkulan pertama, dilakukan
sedalam 40 cm untuk maratakan lahan. Setelah itu Lakukan pengukuran dan pematokan
sehingga terbentuk suatu petakan.
5.
Pembuatan jalan dan saluran drainase
Setelah pengolahan selesai
selanjutnya dilakukan pengukuran dan pematokkan. Ajir/patok dipasang setiap
jarak 20 m, baik kearah panjang maupun kearah lebar. Dengan demikian akan
terbentuk petakan-petakan yang berukuran 20m x 20m atau seluas 400 m2.
2.2.Penanaman
Dalam penanaman, hal-hal yang harus diperhatikan adalah
penentuan jarak tanam yang tepat, pengajiran, pembuatan lubang tanam, teknik
penanaman dan penanaman tanaman pelindung yang diperlukan.
1.
Penentuan Jarak Tanam
Menurut Puslitbun Gambung (1992),
jarak tanam yang dianjurkan dapat dilihat pada Tabel
Jarak Tanam Teh berikut.
Kemiringan tanah
|
Jarak tanan
cm x cm x cm
|
Jumlah
tanaman per ha
|
Penanaman
|
Datar – 15%
15–30%
> 30%
Batas tertentu
|
120 x 90
120 x 75
120 x 60
120x60x60
|
9.260
11.110
13.888
18.500
|
Baris tunggal lurus
Baris tunggal lurus
Kontur
Baris berganda
|
2.
Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dilakukan 1-2
minggu sebelum dilakukan penanaman. Lubang tanam yang dibuat tepat di
tengah-tengah diantara dua ajir. Ukuran lubang tanamnya adalah:
1.
Untuk
bibit asal stump biji: 30 cm x 30 cm x 40 cm.
2.
Untuk
bibit stek dalam kantong plastik: 20 cm x 20 cm x 40 cm.
Pembuatan lubang tanam ini dilakukan
setelah turun hujan yang pertama (awal musim hujan). Dengan dibiarkan terbuka
selama beberapa minggu, diharapkan dapat memperbaiki sifat fisika dan kimia
tanah, karena selama itu lubang terkena sinar matahari secara langsung
(Setyamidjaja, 2000).
3.
Proses Penanaman Teh
Ada dua kegiatan dalam proses penanaman, yaitu:
1.
Pemberian pupuk dasa
Pupuk dasar yang dianjurkan terdiri atas Urea 12,5 g + TSP 5
g + KCl 5 g per lubang. Apabila pH tanah diatas 6, maka lubang tanam diberikan
belerang murni (belerang cirrus) sebanyak 10-15 g per lubang.
2.
Cara penanaman
a.
Menanam bibit stump
Bibit stump biasanya ditanam pada umur 2 tahun. Bibit
ditanam dengan cara dimasukkan ke dalam lubang tanam, persis di tengah-tengah
lubang, dengan leher akar tepat dipermukaan tanah. Selanjutnya lubang tanam
ditimbun dan dipadatkan dengan diinjak. Bibit tidak boleh miring dan tanah di
sekitar lubang tanam diratakan.
b.
Menanam bibit asal stek
Mula-mula kantong plastik disobek pada bagian bawah dan
sampingnya untuk memudahkan melepaskan bibit dari plastik. Ujung kantong
plastik bagian bawah yang telah sobek ditarik keatas sehingga bagian bawah
kantong plastik terbuka . selanjutnya bibit dipegang dengan tangan kiri,
disanggga dengan belahan bambu, kemudian dimasukkan ke dalam lubang, sementara
tangan kanan menimbun lubang dengan tanah yang berada di sekitar lubang dengan
menggunakan kored.
Adapun untuk penanaman pohon
pelindung atau pohon naungan pertanaman teh terdiri atas pohon pelindung
sementara dan pohon pelindung tetap. Untuk dataran rendah dan sedang, pohon
pelindung sangat diperlukan oleh tanaman teh agar pertumbuhannya baik.
Agar pohon pelindung tetap berfungsi baik pada tanaman teh,
pohon pelindung harus sudah dapat melindungi tanaman teh pada saat tanaman teh
berumur 2-3 tahun. Untuk itu, pohon pelindung sebaiknya ditanam satu tahun
sebelum dilakukan penanaman teh.
1. Pohon pelindung sementara
Pohon
pelindung sementara adalah pupuk hijau seperti Theprosia sp.
Atau Crotalaria sp. Penanaman pohon pelindung sementara
dilakukan setelah penanaman teh selesai. Kebutuhan benih pupuk hijau tersebut
adalah 10 kg-12 kg/ha.
2. Pohon pelindung tetap
Penanaman
pohon pelindung tetap diutamakan untuk daerah dengan ketinggian kurang dari
1.000 m dpl. Penggunaan pohon pelindung tetap bukan jenis Leguminoceae, ini
tidak dianjurkan. Jenis pelindung yang akan ditanam harus dipilih yang memenuhi
persyaratan sebagai pelindung, yaitu memilki mahkota yang baik, perakarannya
dalam dan kuat, dan resistensinya terhadap serangan hama atau penyakit baik.
BAB
III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Secara
umum urutan kerja persiapan lahan bagi penanaman baru
adalah Survey
dan pemetaan tanah, Pembongkaran pohon dan tunggul, Pembersihan semak belukar
dan gulma, Pengolahan tanah, dan Pembuatan jalan serta saluran drainase.
Dalam
penanaman, hal-hal yang harus diperhatikan adalah penentuan jarak tanam yang
tepat, pengajiran, pembuatan lubang tanam, teknik penanaman dan penanaman
tanaman pelindung yang diperlukan.
3.2.Saran
Perlunnya
pemahaman mengenai teknik yang digunakan dalam pelaksanaan penanaman teh agar
mampu meningkatkan kualitas dari tanaman teh tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar